Kamis, 18 April 2013

Cara mengetahui IP Address Teman Facebook


Banyak cara untuk dapat menemukan IP Address teman kita, salah satunya yang akan saya praktekkan di bawah ini. Dengan mengetahui IP Address teman kita, kita dapat menemukan lokasi dimana dia berada atau kita dapat hacking jarak jauh dengan mengontrol dan memonitoring aktivitas yang dilakukannya. Di sini saya akan menggunakna sebuah software untuk mendapat IP address, software tersebut adalah Havij 1.13Free. Okay, tidak perlu panjang lebar,mari kita lihat cara menggunakannya.
Langka-langkah
1. Download Havij 1.13 Free. Software ini masih terdeteksi beberapa antivirus. Virus Scan.



RAR Password : didid.irmawan

2. Buka dan instal seperti biasanya.
3. Maka akan keluar tampilan seperti gambar berikut.


4. Isikan Alamat Profil Facebook target ke kolom Target lalu klik Analyze. Lihat gambar di atas.
5. Setelah proses selesai maka akan kelihatan IP target.

Ket :
Software ini juga dapat menterjemahkan angka dan huruf MD5 yang tidak beraturan. Kalau kurang mengerti tentang MD5 silahkan baca disini.

Terima kasih semoga bermanfaat.

Sabtu, 16 Maret 2013

Perbedaan Windows 8 dan Windows 7

Kini Windows 8 sudah dapat dibeli dan digunakan. Bagi Anda yang ingin memasang sistem operasi (OS) generasi terbaru ini, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu beberapa fitur yang ditawarkan dan perbedaannya dengan Windows 7.

Apa saja perbedaanya? Berikut delapan perbedaan Windows 8 dengan Windows 7, seperti dikutip Tech Radar, Selasa (30/10).

1. Fitur Layar Sentuh

Perbedaan yang paling mendasar dari Windows 8 dengan Windows 7 adalah adanya fitur layar sentuh. Sebenarnya di Windows 7 sudah ada fitur ini, hanya saja kurang maksimal. Untuk itu, Windows 8 diciptakan sebagai penyempurna layar sentuh Windows 7. Bagi yang tidak memiliki PC dengan fitur layar sentuh, Anda tak perlu khawatir. Sebab, fitur ini bisa dioperasikan pada pada PC biasa dengan bantuan trackpad dari Microsoft untuk bisa mendeteksi sentuhan dari penggunanya.

2. Layar atau Tombol Start


Tidak seperti Windows 7, tombol Start pada Windows 8 tersembunyi. Tombol ini berfungsi mirip dengan layar Home pada Windows Phone dan hanya muncul jika Anda mengarahkan panah mouse atau tetikus ke arah pojok kiri bawah.

3. Fitur Multi Monitor Lebih Baik
Beberapa dari kita ada yang menggunakan lebih dari satu monitor untuk satu PC. Namun, hal ini membutuhkan manajemen desktop yang baik. Kini Anda bisa membuka layar Start pada salah satu monitor dan layar desktop pada monitor yang lainnya. Anda bahkan juga bisa memiliki background yang berbeda antara satu monitor dengan monitor lainnya.

4. Fitur Charms

Windows 8 memiliki fitur Charms yang belum dipasang di Windows 7. Dengan fitur ini, Anda bisa mengakses menu Search, Share, Device, serta Settings hanya dengan mengarahkan mouse ke arah sebelah kanan layar.

5. Search dan Social Windows 8

Selain fitur Charms, menu Search juga bisa dilakukan di menu Start seperti pada Windows 7. Di Windows 8, Anda dapat dengan mudah dan cepat mengakses jejaring sosial, karena adanya aplikasi Facebook, Twitter, dan Linkedln yang sudah otomatis terdapat di tampilan. Bahkan, Anda bisa menerima langsung notifikasi dari jejaring sosial tersebut.

6. Windows 8 Miliki Device ARM


Jika sebelumnya Windows hanya mendukung PC dengan prosesor AMD atau Intel yang x86-based, kini Windows 8 juga bisa digunakan pada beberapa device yang menggunakan ARM. Hal ini dilakukan untuk bisa bersaing dengan iPad dan tablet Android. Namun, hanya Windows 8 jenis RT (Run Time) saja yang memiliki device ARM ini.

7. Windows Store


Windows Store adalah bagian utama dari Windows 8 yang menyediakan berbagai macam aplikasi, baik yang gratis maupun yang berbayar. Anda bisa membuka menu Store ini melalui Charms seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika aplikasinya sudah mesti di-update, Anda dapat dengan mudah mengunduhnya, semudah memperbaharui aplikasi pada iOS atau Android.

8. Fitur Cloud Windows 8


Kini, ada fitur Cloud di Windows 8. Dengan fitur ini, Anda bisa mensinkronisasi data Anda ke aplikasi Skydrive. Selain itu, Anda juga bisa menyimpan data Anda dari atau ke Skydrive.(Kini Windows 8 sudah dapat dibeli dan digunakan. Bagi Anda yang ingin memasang sistem operasi (OS) generasi terbaru ini, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu beberapa fitur yang ditawarkan dan perbedaannya dengan Windows 7.

Apa saja perbedaanya? Berikut delapan perbedaan Windows 8 dengan Windows 7, seperti dikutip Tech Radar, Selasa (30/10).

1. Fitur Layar Sentuh

Perbedaan yang paling mendasar dari Windows 8 dengan Windows 7 adalah adanya fitur layar sentuh. Sebenarnya di Windows 7 sudah ada fitur ini, hanya saja kurang maksimal. Untuk itu, Windows 8 diciptakan sebagai penyempurna layar sentuh Windows 7. Bagi yang tidak memiliki PC dengan fitur layar sentuh, Anda tak perlu khawatir. Sebab, fitur ini bisa dioperasikan pada pada PC biasa dengan bantuan trackpad dari Microsoft untuk bisa mendeteksi sentuhan dari penggunanya.

2. Layar atau Tombol Start


Tidak seperti Windows 7, tombol Start pada Windows 8 tersembunyi. Tombol ini berfungsi mirip dengan layar Home pada Windows Phone dan hanya muncul jika Anda mengarahkan panah mouse atau tetikus ke arah pojok kiri bawah.

3. Fitur Multi Monitor Lebih Baik
Beberapa dari kita ada yang menggunakan lebih dari satu monitor untuk satu PC. Namun, hal ini membutuhkan manajemen desktop yang baik. Kini Anda bisa membuka layar Start pada salah satu monitor dan layar desktop pada monitor yang lainnya. Anda bahkan juga bisa memiliki background yang berbeda antara satu monitor dengan monitor lainnya.

4. Fitur Charms

Windows 8 memiliki fitur Charms yang belum dipasang di Windows 7. Dengan fitur ini, Anda bisa mengakses menu Search, Share, Device, serta Settings hanya dengan mengarahkan mouse ke arah sebelah kanan layar.

5. Search dan Social Windows 8

Selain fitur Charms, menu Search juga bisa dilakukan di menu Start seperti pada Windows 7. Di Windows 8, Anda dapat dengan mudah dan cepat mengakses jejaring sosial, karena adanya aplikasi Facebook, Twitter, dan Linkedln yang sudah otomatis terdapat di tampilan. Bahkan, Anda bisa menerima langsung notifikasi dari jejaring sosial tersebut.

6. Windows 8 Miliki Device ARM


Jika sebelumnya Windows hanya mendukung PC dengan prosesor AMD atau Intel yang x86-based, kini Windows 8 juga bisa digunakan pada beberapa device yang menggunakan ARM. Hal ini dilakukan untuk bisa bersaing dengan iPad dan tablet Android. Namun, hanya Windows 8 jenis RT (Run Time) saja yang memiliki device ARM ini.

7. Windows Store


Windows Store adalah bagian utama dari Windows 8 yang menyediakan berbagai macam aplikasi, baik yang gratis maupun yang berbayar. Anda bisa membuka menu Store ini melalui Charms seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika aplikasinya sudah mesti di-update, Anda dapat dengan mudah mengunduhnya, semudah memperbaharui aplikasi pada iOS atau Android.

8. Fitur Cloud Windows 8


Kini, ada fitur Cloud di Windows 8. Dengan fitur ini, Anda bisa mensinkronisasi data Anda ke aplikasi Skydrive. Selain itu, Anda juga bisa menyimpan data Anda dari atau ke Skydrive.(

Rabu, 06 Maret 2013

Penemu Android


Andy Rubin lahir pada tanggal 22 Juni 1946 di New Bedford, Amerika Serikat. Dia adalah pengembang dari Android OS. Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ini karena ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis direct marketing, menyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin. Ia memiliki minat besar pada segala hal yang berbau robot. Di Carl Zeiss A.G., tempat pertama kali ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin ditempatkan di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan dengan perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss.

Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah, namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada tahun 1989. Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan pria itu tempat tinggal dan sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan yang menakjubkannya adalah pria itu bekerja di Apple. Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan, seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley. Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs.

Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya. General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur.

Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research. Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama webTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan Internet dengan televisi. Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan webTV tersebut. Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke Internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft. Pada tahun 1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi kar­yawan Microsoft). Ia kemudian me­nyewa sebuah toko di Palo Alto, California, dan menyebut toko itu sebagai laboratorium.


Di tempat yang penuh dengan berbagai mainan robot koleksi Rubin, lahirlah sebuah ide untuk produk baru. Bersama beberapa rekannya, Rubin kemudian mendirikan Danger Inc. Sukses diraih Danger melalui sebuah perangkat bernama Sidekick. Aslinya, perangkat ini dinamai Danger Hiptop, namun di pasaran ia dikenal sebagai T-Mobile Sidekick.
“Kami ingin membuat sebuah perangkat, kira-kira seukuran batang cokelat, dengan harga di bawah 10 dolar dan bisa digunakan untuk men-scan sebuah benda serta mendapatkan informasi soal benda itu dari Internet. Lalu, tambahkan perangkat radio dan transmiter, jadilah Sidekick,” tutur Rubin soal Sidekick.
Saat ini, Sidekick memang sudah terlihat usang, namun pada masanya, Sidekick adalah sebuah benda yang ganjil dengan konsep teknologi yang melampaui zaman. Perangkat itu, menurut Rubin, merupakan pengakses data dengan kemampuan telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi kenyataan bahwa PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa Sidekick bukanlah PDA.
“Seharusnya, orang-orang bukan bertanya apakah ini PDA atau ponsel. Mereka harusnya bertanya, apakah ini platform untuk pengembang pihak ketiga? Ini adalah hal yang baru. Ini adalah untuk pertama kalinya sebuah ponsel dijadikan platform untuk pengembang pihak ketiga,” kata Rubin.
Sekarang, apa yang dikatakan Rubin bukan hal aneh lagi. Lihat saja Apple de­ngan jutaan aplikasi pihak ketiga yang hadir di iPhone. Hal lain yang dilakukan Danger, yang pada masa itu belum terpikirkan, adalah menjembatani antara pembuat handset dengan penyedia jaringan. Danger memutuskan untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan Sidekick. Dengan demikian, Danger tak me­ngandalkan penjualan handset sebagai sumber penghasilan satu-satunya, namun juga dari layanannya. Ini membuat perusahaan pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan penjual perangkat (operator telekomunikasi T-Mobile).

Rubin meninggalkan Danger pada tahun 2004. Pada
2008, perusahaannya itu dibeli oleh Microsoft. Sang raksasa rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan lebih a­gresif lagi. Nilai yang ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yang beredar Microsoft membeli Danger de­ngan harga 500 juta dolar. Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil yang berbunga-bunga. Para eksekutif yang tersisa dari Danger digabungkan oleh Microsoft ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi Entertainment dan Devices. Kemudian, mereka diminta mengembang sebuah ponsel yang dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini harus bisa menjadi pesaing iPhone dan BlackBerry. Menurut ComputerWorld, Project Pink menderita penyakit klasik di sebuah per­usahaan besar. Karena proyeknya cukup bergengsi, ia diperebutkan oleh beberapa pihak. Dan lebih parahnya lagi, perkembangannya makin melenceng dari yang diinginkan. Contohnya, awalnya ponsel itu akan dikembangkan dengan basis Java namun kemudian diminta untuk menggunakan sistem operasi Microsoft.

Sayangnya, Windows Phone 7 yang seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum siap. Walhasil, saat diluncurkan, ponsel yang akhirnya bernama Microsoft Kin ini menggunakan sistem operasi Windows untuk ponsel yang “lawas”. Sambutan pasar yang dingin pun membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak diluncurkan. Nasib layanan Sidekick, yang diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu baik. Dalam satu insiden, yang masih belum diketahui pasti apa penyebabnya, pelanggan Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka. Satu hal yang perlu diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan ‘di awan’ (dalam hal ini pada server yang dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui Internet). Nah, ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.

Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan search engine Google. “Keren,” ujar Page. Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah ponsel Google. Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.


Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan,” ujar Rubin. Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google. Ketika membeli Android Inc., Google tidak menyebutkan dengan rinci berapa harga yang dibayarkan dan apa yang i­ngin dilakukannya dengan perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja. Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang-orang brilian dari Android. Ini termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President di perusahaan telekomunikasi Orange); serta Chris White (pendiri Android dan perancang tampilan serta interface WebTV).

Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain View, California itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk mengembangkan perangkat bagi Android.
“Google tak bisa melakukan segalanya. dan kami tidak perlu itu. Itulah mengapa kami membentuk Open Handset Alliance dengan lebih dari 34 rekanan,” ujar Rubin.
Perangkat Android yang hadir pasaran memang bukan buatan Google. Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.
“Sekadar melemparkan peranti lunak tidaklah cukup,” Rubin menjelaskan, “Anda perlu handset yang dikembanglan untuk peranti lunak ini dan penyedia jaringan yang mau memasarkannya.”
Di AS, Motorola Droid jadi salah satu senjata Verizon Wireless melawan AT&T dengan iPhone-nya. Sedangkan Nexus One, ponsel Android Google buatan HTC, hadir tanpa “ikatan dinas” pada satu operator tertentu.

Kehadiran Android nampaknya beru­saha menggoyang dominasi pasar ponsel di AS. Di Indonesia, Android pun nampak siap jadi primadona setelah muncul de­ngan gegap gempita dalam Indonesia Celullar Show 2010.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda